masuk koran lagi

14 08 2007

 

Mereka menelepon lalu membuat janji, begitulah wartawan, sambil berkata ‘Deadlinenya besok, jadi hari ini musti ketemu’. Well, itu yang terjadi hari ini. Saat aku hendak menggambar untuk seorang klien, seorang wartawan menelepon dan berkata ia butuh saya untuk diwawancara. Saya bilang, OK, saya tidak keberatan.

Pada jam yang ditentukan saya datang dan setelah menunggu setengah jam (masih dengan jam karetnya) pembicaraan dimulai. Saya tidak keberatan menunggu setengah jam, karena saya bisa menyaksikan sibuk-sibuknya orang kantor pemberitaan koran ini. Lalu lalang tanpa say hi dengan cangkir-cangkir minuman mereka, menghadap komputer dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Orang-orang ini cukup menarik perhatian saya, karena mereka bekerja, dan saya tidak. Lagipula pakaian saya menunjukkan saya bukan orang bekerja. Well, mungkin karena kebanyakan duduk di kantor, orang-orang ini mulai berubah sifatnya. Mereka menjadi lebih… terbiasa dengan apa yang ada. Tak lama, si wartawan datang, seorang cewek berkerudung, yang saya pikir adalah tipe cewek yang rajin dan mandiri. Ia menyapa saya dengan hangat dan kami mulai duduk. Proses wawancara dimulai.

Bla..bla..bla.. saya berbicara sesuai pertanyaan yang ia ajukan. Hanya sedikit pertanyaannya, tentang arsitektur rumah, namun jawaban saya lebih banyak. Pembicaraan banyak tentang rumah yang saya rancang dan barusan saja selesai dan sudah ditempati penghuninya.

Begitulah, duduk dan berbicara, orang-orang di seluruh kota akan mendengarkan apa yang saya katakan besok. Saya mulai menyadari bahwa ini boleh jadi bisa menjadi sebuah rutinitas. Rutinitas apa? Rutinitas untuk menjadi seorang pembicara, berbicara dan berbicara tentang bidang yang saya geluti; arsitektur.

Sudah beberapa kali saya diwawancara, sebagian oleh wartawan ibukota, yang ingin pendapat saya didengarkan sekali lagi, dan lagi. Untuk sementara saya ingin menyelami apa yang terjadi, barangkali saya mempertanyakan suatu keabsahan pendapat, bahkan pendapat saya sendiri.

Karena saya kuatir bahwa apa yang saya katakan kurang berkenan atau kurang bermanfaat. Hal inilah yang membuat saya lebih sering diam tanpa berkata-kata, meskipun saya bisa mengatakan sesuatu tentang sesuatu… Ada pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa terjawab oleh saya, meskipun saya sudah memberikan jawaban bagi banyak orang. Saya masih mencari setitik perumpamaan Tuhan agar saya bisa megerti lebih banyak, tentang dunia ini. Dalam perjalanan seorang manusia yang belum mencapai tempat tertingginya (adakah tempat tertinggi itu?) saya lebih banyak diam dan berpikir. Sementara itu saya melihat lebih banyak orang berbicara tanpa berpikir. Sungguh unik memang, si manusia itu.

Baik saya maupun mereka, pendengar dan yang didengar, orang kota dan orang desa, siapapun itu didunia ini mencari kehidupan dengan seluruh daya upaya, kadang tidak untuk apa-apa. Sungguh menakutkan, bila seseorang hanya hidup, namun tidak hidup karena terburu mati sebelum ia menyadarinya.





Daftar internet telkom speedy

14 08 2007

Kemarin datang dua petugas speedy memasang koneksi internet di rumah saya, tepatnya di kamar kerja saya. Cepet juga sih pasangnya. klik-klik gitu aja. Cuman adaptornya gede banget ya!

petugas speedy

O ya. Barusan saya istirahat kerjaan sejenak sambil motret2 didepan rumah, nyoba angle2 dan shoot trick lewat cam saya. Bukan cam yang mahal sih. harganya murah aja berapa juta. Tapi oke juga soalnya udah bisa dipake sedikit efek dari kamera SLR yang mahal. Bentuknya sedikit mirip cam SLR, cuma depannya nggak pake lensa tele. Kucoba pake shoot bunga2 di taman rumah ama bendera. Ada efek blur utk foto bunganya.

100_3671.jpg

Wah bendera merah putih berkibar ya. Nggak terasa, udah 17an lagi. Aku nggak nikmatin lagi kaya dulu… abis udah banyak kena kerjaan numpuk sih, lagian aku nggak sekolah. mau ikutan tetangga …. cape deh!

Btw, agak nggak sabar nih nungguin kiriman buku ‘Inspirasi rumah sehat di perkotaan’ judul bukuku yang baru terbit…. ! Belum datang2 nih si pak pos… jadi penasaran.





Jadi Bos…

14 08 2007

Hari yang cerah, matahari pagi menyinari kamarku dan membangunkan tidurku. Beberapa pikiran sisa kemarin mulai lagi hinggap menggerayangi pagi ini. Well, life is full with thoughts… at least for me.

Setelah mencoba lagi mencari seorang kandidat untuk karyawan astudio, dengan membuat iklan koran yang ditanggapi dengan serius oleh beberapa orang, saya mulai menerima setidaknya sekitar 15-20 pelamar… entahlah saya tidak hitung lagi berapa. Beberapa orang lebih tua daripada saya, umurnya ada yang 33 tahun, 35 tahun… Saya jadi berpikir, kok mereka masih mencari kerja ya?

Aneh juga. Sedangkan saya kok membuat pekerjaan. Beda kali ya? Hehe.. Nampaknya seperti situasi yang harus saya sendiri lihat dengan seksama. Baiklah, saya mungkin masih 28 tahun, tapi saya sudah jadi bos kan? Well, setidaknya bos kecil gitu loh.

Jadi saya berpikir ntuk mengambil salah satu mereka jadi karyawan. Adik kelas saya ada beberapa. Mereka ini fresh graduate. Saya jadi ingat waktu saya fresh graduate dulu. Bukannya cari kerjaan, saya justru pontang-panting bikin kerjaan sendiri. Lari sana lari sini, hanya agar saya dapat koneksi dengan bisnis saya.

Tapi bukannya mau nyombong lho, dan saya juga nggak mau klo diri saya jadi sombong. Saya bisa beli benda-benda, kendaraan, gaya hidup yang saya dulu ingiiiiin sekali. Well saya ingin bagi sedikit rahasia ya… Sekalipun dapet semua itu, saya belum merasa puas juga. pengen lagi dan lagi.

Mungkin ini yang dinamakan manusia tidak pernah puas.

NB: Oh ya, bukuku yang baru berjudul ‘Inspirasi rumah sehat di perkotaan’ diberitahu oleh penerbit sudah diterbitkan dan mereka baru kirim sample ke aku kemarin. Wah, harap2 cemas seperti apa buku itu jadinya. Mungkin hari ini atau besok sample buku itu datang. Pastilah saya share dengan Anda.