The song that touches my heart

13 08 2008

It’s not a normally pop song like the one by Britney Spears. Or one sang by Nidji or Dewa…

It’s a song of a girl named Angela Steele, that I thought it was so good and I decide to keep the video from youtube. Here’s the link

http://www.youtube.com/watch?v=iz4ARCv6m54

WordPress doesn’t allow us to post HTML or embedded script in this blog. So just follow the link and find what I mean. I think the song is so pure and tender, even when it’s not done using sophisticated music technology.

For me, I sometimes think of recording my own music. Haha..
Indeed, I have one small talent in music; playing guitar.
Well, let’s see when my album coming out and sold out.. ahaha..
Or maybe just see them on youtube.





Aksi gila di lampu merah

25 05 2008

Okay…

Malam ini malam terakhir pameran SAMM di sebuah Mall. Aku hanya ikut pada hari2 terakhir yang cukup melelahkan… tapi memang hari2 yg menyenangkan. 3 hari berturut2 ini aku bedah buku, presentasi sponsor cat, bantu2 dosen presentasi… lihat film arsitektur… pergi ke Malang kembali sama anak2 SAMM dan nyeruput dawet… Hmmm… besok kuharus kerja lagi… desain lagi… pusing2 lagi… beberapa hari sebelumnya, aku sengaja ‘menghilang’ dari peredaran anak2 SAMM, ngerasa sedikit frustasi… “Lhoo tentang apa frustasinya??” tanya anak2… “Ahh, nggak penting kok, cuman frustasi ajah”

Aku ga mengira juga, berhubung selama ini aku mengasuh konsultasi via media koran di Kalimantan dan SUmatera. Ternyata aku terkenal juga disana… fotoku terpampang di salah satu poster besar di pelabuhan/airport di Kalimantan… tertulis; “Konsultasi desain rumah bersama Probo Hindarto” kira2 begitu. Kabarnya temanku namanya Bima yang barusan ke Kalimantan melihatnya…. Whuuupss… yang bener? Aku sepopuler itu kah?

Setelah acara selesai… diajaknya aku ama anak2 ke warung mbah Jayus… Hoooaaahhh!! sambel nikmaaat sekali! Baru kali ini aku ke warung dan merasa masakannya nikmat sekali! Padahal itu hanya warung “tempe penyet”, atau lalapan tempe yang diberi ulekan sendiri dengan lombok sesukanya. Apa ya yang bikin enak?? apa karena yang bikin nenek2 tua?

Balik lagi ke mall, ikutan mengusung barang2 pameran ke depan mall, sembari menunggu teman dapat carteran mobil buat ngangkut barang2… isPicture0238_1eng2 kubuka laptop dan terjadilah sedikit kegilaan

Mungkin karena euforia malam ini masih terasa… Picture0117Picture0155 Picture0256
Bayangkan aja… orang2 umur 20-30an pada foto2 narcis di pertigaan lampu merah… berapa orang mengira kami orang gila???

Acara selanjutnya di SAMM udah didengungkan Samoke, dedengkot SAMM (upsss. sori sam, maksudku pioneer SAMM)

Picture0181 Overall, satu lagi acungan jempol saya ke anak2 SAMM… kalian hebat





A faith confession

10 04 2008

If I ever loose my faith

Faith I don’t know where to start, when it’s about faith. Since a faith for me has no beginning, and no end. God has given me a faith I cannot fully accomplish. Instead of reading only the Qoran, I read the Bible, too. And I still feel I am in a quest….

of meaning of life. Since I thought once I have faith, I can be the strong person that I wanna be. But faith is fading inside myself, because of life, even once I found in religion. So, wether I try to seek for happiness or meaning, there has never been a faith like religion.

But then when I loose my religion, the emptiness is just too cold and scary. I am afraid of the dark side inside myself, afraid of falling into the darkness of a human’s heart.

I’m seeking riches, materials… and hope to find a happiness inside tangible objects, hoping that I will have the best car, the best house, the best wife, the best education, the best service from other people. And then I feel that it’s so fake. When I see masks of these people around me…

And then I suddenly realize, materials can never give me satisfaction or happiness, it was faith that give me satisfaction and happiness. All these things have no meaning, if I don’t have a faith.

A faith to you, a faith to me, a faith to God.

A faith to keep me, in the sunshine.





menjadi seorang penulis

25 12 2007

So much thing to tell, so little time

Bu Ratna, seorang penulis cacat di Malang, pertemuan dengannya sangat inspiratif. Ia menulis lebih dari 400 cerpen dan puluhan novel. Ada pula banyak penulis yang saya buka websitenya pagi ini. Diantara cerita2 di blog mereka saya tahu, mereka punya hal-hal yang kurang lebih sama dengan saya; masalah2 seorang penulis buku.

Well, untuk menulis buku, saya tidak perlu ritual khusus, hanya sedikit malas saja di banyak waktu. Kebanyakan proyek bulan-bulan lalu membuat proyek buku saya banyak terhambat. Pagi ini, dan beberapa hari kemarin saya mulai menulis, karena Tuhan ‘menyelamatkan leher saya’ sekali lagi, saya butuh sedikit dana hari-hari ini dan untungnya Tuhan beri rejeki yang baik.

Untuk menulis, setidaknya saya butuh suasana yang tepat. Artinya, jauh dari kebisingan, jauh dari teman2 yang suka humor, dan berhadapan dengan laptop saya, kebanyakan waktu segala pikiran yang bisa dituangkan dalam buku segera mengalir begitu saja. Pernah saya heran, sehari saya menulis 5 halaman buku, lalu saya sedikit terganggu dengan pikiran saya sendiri; “Darimana semua kata2 yang barusan saya tuliskan itu datang?”… hehe… aneh ya

Mungkin pikiran2 itu mengendap dalam pikiran terdalam saya, dari bacaan-bacaan, hasil merenung, percakapan, dan sebagainya. Saya sendiri sudah kenal diri sendiri; saya sering menyimpan sebuah topik dalam benak saya, entah itu di jalan, waktu berbicara dengan teman, waktu di mall, entahlah… kadang saya berpikir tentang suatu topik saat saya sedang melakukan sesuatu yang lain.

Jadi kelihatannya sewaktu saya berhadapan dengan laptop, pikiran2 yang sudah ‘digodok’ itu muncul dan mengalir melalui jari2 saya. kebetulan saya menulis dengan 10 jari, dan saya tidak perlu melihat keyboard untuk mengetik. Sebagai gambaran, kemarin malam saya mengetik, sambil tiduran dan mata terpejam, dengan memangku laptop di paha saya. Saya pikir itu aneh sekali bukan?

Kadang2 teman2 saya ada yang heran karena saya mengetik sambil berbicara dengan mereka atau sambil melihat keluar jendela, misalnya.

Seperti pagi ini, hari Natal. Saya tidak merayakan natal, tapi saya sedang menulis sambil ditemani musik klasik; Beethoven, Bach, Mozart, Schubert, Debussy, dan kawan kawan. Denting2 piano, gesekan biola, tarikan trumpet menghiasi pagi yang cerah ini,… Dan saya masih mendengar sayup2 suara dangdut dimana2 dikampung ini.

menulis… sebuah kenikmatan buat saya.





Menelepon seorang arsitek yang belum bangun tidur

1 11 2007

tang…. ting… tung… handphone saya berbunyi, saya belum juga bangun. Agak malas, saya lihat siapa yang menelepon. Ah, nomor yang belum saya kenal… Hmm masih ngantuk nih, dimatikan aja yah suaranya. Klik, suara handphone saya matikan, tapi call terus berdering… saya coba tidur lagi.

Tang… ting.. tung… bunyi lagi tuh handphone. Oke… saya lihat nomor yang sama. Kali ini dengan sedikit suara ditata sedikit,… “Halo??” sapa saya…

“Halo, ini anggota astudio-logist ya?” tanya suara diseberang sana.

“Iya betul”, sahut saya. Masih dengan mengatuk saya berjalan. Saya tahu suara seperti ini suara klien baru yang ingin tahu tentang layanan desain saya.

Bla… bla… bla… serentetan pertanyaan diberikan pada saya dan saya menjawabnya. Bukan sesuatu yang penting, saya biasa dengan call semacam itu. Tapi yang mengherankan saya, karena sebelum saya bangun tidur, sudah ada orang yang menelepon saya. Gangguan? well, sedikit … hehehe…

Aneh juga. belakangan dari teleponnya saya barusan tahu bahwa ia tinggal di Palembang. Logika saya mengatakan seharusnya ada perbedaan waktu… tapi kemudian, tentunya waktu disana lebih lambat satu jam dari disini… Olala… penting deh.

yah… call in early morning, before I ever got up





orang-orang yang di PHK dan kemampuan wirausaha

25 10 2007

Masih tetap dengan beberapa kesibukan sehari-hari, yang terasa seperti ‘pekerjaan’ bukan sebuah ‘bisnis’ lagi. Rencana saya membuat bisnis baru tetap berjalan. Ada hal-hal yang masih dilakukan, yaitu menyiapkan infrastruktur.

Infrastruktur adalah sebutan pribadi saya untuk hal-hal yang mendasari sebuah bisnis, misalnya alat-alat, produksi, orang-orang, dan sebagainya agar sebuah usaha bisa berjalan lancar.

Saya menulis ini sambil melihat TV, melihat berapa banyak orang diluar sana sedang memperjuangkan sebuah pekerjaan. Orang-orang di PHK, mencari kerja di kota tanpa kemampuan, penangkapan pencari kerja tanpa keterangan tempat tinggal, dan sebagainya. Banyak permasalahan terjadi di sekitar kita akibat buruknya situasi ekonomi saat ini. Saya pikir sangat penting untuk mengembangkan ketahanan dalam kehidupan wirausaha bagi setiap orang. Apakah itu menarik becak, menjual makanan, dan sebagainya adalah hal-hal sederhana yang dapat menumbuhkan ketahanan ekonomi kelas bawah.

Namun bagi mereka yang memiliki pendidikan, sangat memprihatinkan bila mereka tidak daapt bangkit bila di PHK dari perusahaan mereka. Seperti yang terjadi pada beratus orang di perusahaan investasi Jepang. Sangat mudah bukan bagi para pemilik perusahaan untuk menutup perusahaan? Sementara bagi para buruh, mereka tidak memiliki ketahanan untuk mengatasi situasi ini, kecuali menunjukkan emosi mereka dengan berdemo.

Saya pikir, dari sisi entrepreneurship, di PHK justru merupakan sebuah jalan untuk menuju penciptaan lahan kerja atau wiraswasta baru bagi mereka yang di PHK, sehingga mereka bisa berdikari. Masalahnya, sebagian orang tidak memiliki kemampuan, ketahanan, dan cara berpikir yang dibutuhkan untuk berwirausaha, karena mereka tidak mendapatkan pendidikan wiraswasta, atau tidak mengembangkan diri dalam pengetahuan wiraswasta.

Saya tidak prihatin pada orang-orang yang di PHK, hanya saya prihatin dengan orang-orang diPHK yang tidak dapat bangkit kembali, …





hidup diluar pikiran – dalam bisnis

14 10 2007

Memulai sebuah bisnis

hidup bisa dipenuhi oleh berbagai krisis – krisis yang dihembuskan oleh lingkungan, oleh diri sendiri yang mau tidak mau kadang  menjadi sebuah kebiasaan / habit. Setiap hari, bila kita mendengar orang mengatakan ‘kamu tidak mampu melakukannya’ pada kita, maka mau tak mau kadang pikiran itu kita pertimbangkan – sebagai kebenaran.

Alangkah ruginya bila kita terpengaruh oleh omongan2 yang tidak bertanggung-jawab ini. Setiap kali kita memulai sebuah rencana baru berbisnis, kadang ada orang-orang yang ‘dengan ikhlas’ memberikan wejangan-wejangan pada kita, seperti; “Aku udah pernah melakukan itu, merencanakan bisnis semacam itu, tapi tidak berhasil. Sebaiknya kau tidak mencobanya, aku tahu ini sangat sulit”.

Atau barangkali kita hidup dalam sebuah lingkungan dimana tidak ada orang yang berpikiran sama seperti kita yang ingin membangun sebuah bisnis.  Karenanya kita perlu keluar dari lingkungan itu, dengan cara apapun. Dunia tidak menunggu diluar sana. Kita tetap harus bergerak maju. Salah satu cara untuk keluar dari mindset ‘terbelakang’ dari lingkungan yang tidak mendukung perubahan dan perkembangan bisnis Anda adalah dengan membaca pemikiran2 tentang berubah dan berusaha dalam bisnis.

Membaca buku bagaimana berubah menjadi lebih baik, bagaimana membangun bisnis, membangun motivasi dan sebagainya adalah salah satu cara untuk keluar dari mindset yang ada dalam lingkungan tidak mendukung. Mengapa? Karena barangkali hanya itu cara yang kita ketahui. Hal ini bila Anda tidak bisa menemukan seorang mentor untuk dimintai pendapat atau penjelasan bagaimana memulai perubahan dalam diri Anda.

Itulah yang saya namakan – hidup diluar pikiran. Kita seakan berada di sebuah padang tandus, namun kita punya mimpi membangun sebuah oase indah dipadang tandus itu, dengan taman dan air mancur yang menyejukkan. Barangkali cara hidup seperti ini sangat menyakitkan, namun ada harapan yang luar biasa besar bila kita sanggup keluar dari dunia yang tidak mendukung perubahan Anda.





Kegagalan dalam berusaha atau berbisnis

9 10 2007

Entah berapa kali saya gagal dalam berusaha, mungkin sudah puluhan kali. Hal ini karena sejak pertama kali saya memutuskan ber’usaha’ sendiri, saya membuat sedikitnya 12 jenis rencana usaha yang ingin saya lakukan. Gila memang, kalau saya pikir, waktu itu 3 tahun lalu, saya merasa energi saya masih sangat besar untuk memulai sesuatu. Maklum, barusan lulus kuliah.

Dibandingkan sekarang, sebenarnya saya memiliki energi yang sama, hanya lebih sedikit, namun dalam kadar yang sangat hati-hati. Saya tidak begitu saja memutuskan untuk membuka sebuah usaha bila saya pikir tidak prospektif.

Baiklah. Apa saja rencana usaha saya 3 tahun lalu? Saya sebutkan saja diantaranya (yang tidak terkesan bodoh… hehe);

  • Membuat acara televisi, dengan membuat proposal gila yang saya ajukan ke pimpinan sebuah televisi lokal. Saya bahkan sampai hingga tahap meeting dengan pimpinan TV itu langsung. Disetujui namun saya diminta kolaborasi dengan pihak lain. Saya tidak setuju.
  • Membuat majalah gratis yang beriklan, yaitu free magz yang dibagi-bagikan di tempat2 strategis. Untuk ini saya waktu itu bekerja dengan komputer pentium 1 dan mondar-mandir berusaha menemui pimpinan-pimpinan usaha seperti toko, distro, kafe, dan sebagainya. Saya gila, berjuang sendiri dengan penampilan saya mirip2kan dengan sales, namun saya tidak mendapat respon banyak.
  • Membuat usaha web design, saya membagi-bagikan proposal pengadaan website ke berbagai perusahaan yang belum punya website namun sudah memiliki email, yang saya cari di yellow pages. Pertama kali saya ‘nyales’ untuk web design ini, dengan membawa secarik brosur fotokopian, dengan bersandal jepit (BENAR INI), menemui pimpinan perusahaan yang senyum-senyum saja melihat saya, … dia melihat kesungguhan saya namun tidak berminat dengan produk web design saya. Setidaknya saya pikir waktu itu; saya bangga bahwa saya bekerja UNTUK PERUSAHAAN SAYA SENDIRI, bukan untuk orang, meskipun saya belum berpenghasilan.
  • Berbagai ide gila usaha sendiri lainnya.

Orangtua saya harus saya diamkan dulu sebelum 1, 2, 3 jenis usaha sendiri yang saya rancang mulai menunjukkan hasil. Awal-awal usaha jelas adalah masa-masa paling ‘menyakitkan’ sekaligus sangat ‘menggairahkan’ untuk saya, yang harus saya tanggung sendiri. Saya harus mengecewakan ibu saya karena saat pendaftaran CPNS tiba, saya sama sekali tidak berminat dan saya utarakan pada ibu. Saya pernah bekerja tapi hanya sehari langsung tidak betah. Saya sibuk kesana kemari sebenarnya untuk memulai usaha, namun saya sering berkata bahwa saya sedang melamar pekerjaan. Lambat laun orang-orang tahu bahwa saya tidak ingin bekerja. Saya ingin berusaha.

Saat ini, saya memiliki cukup dana untuk memulai berbagai usaha mandiri yang layak dijalankan. Sedikit demi sedikit saya coba jalankan satu persatu. Namun saya tidak pernah berjalan tanpa planning. Saat ini saya mungkin tidak hadir dengan berpuluh-puluh ide usaha, namun saya sekarang hadir dengan sedikit ide usaha yang lebih berpeluang untuk sukses. Mungkin saya lebih menyempitkan lagi ide itu, atau sebenarnya saya menjadi lebih terlatih untuk melihat peluang.

Ini semua mungkin karena satu bacaan yang menggugah saya; yaitu seri Rich Dad Poor Dad karangan Robert T. Kiyosaki. Ya, saya salah satu korban perspektif orang ini, kalau bukan seseorang yang sangat mengagumi Kiyosaki.

Itulah sekelumit cerita tentang diri saya, yang jarang saya bicarakan dengan orang kecuali dengan beberapa teman saja. Saya harap teman-teman diluar sana bisa sharing dengan saya, atau setidaknya saya sharing dengan Anda semua.





Mencoba membuat konsep toko kaos (distro) baru – membangun distro sendiri

9 10 2007

Saat ini, saya sedang membuat sebuah konsep baru distro, yang lain daripada yang lain. Saking lainnya, mungkin Anda ngga akan mengira seperti apa Distro ini muncul di kepala saya sebagai ide … yang langsung saya coba buat nyata. Kebetulan tempat jualnya udah ada, udah aku sewa dan tinggal nunggu barang-barang dipajang disitu. Idenya baju2 kaos keren buat anak2 muda gaul, orang2 kantoran yang pengen kaos keren, dan sebagainya. Tumplek blek semua ide ada dikepala saya.

Distro….oh distro

Perlu diketahui, distro yang aku pengen bikin itu lain daripada yang lain. Pokoknya sebelum launch, aku belum bisa kasih tau apa yang bikin spesial. Dengan ide ini aku coba menggandeng temanku yang desainer. Udah lihat sih banyak desain dia yang oke-oke bangeeeetzzz. Nih salah satu contohnya;

keren kan

kaos ini bakalan bisa dipesan via internet. Kemarin dah ngobrol ama yang bakalan bikin kaos, katanya nggak masalah bikin kaos dengan model dan gambar apa aja. Insya Allah aku akan ke pabriknya untuk liat tempat kerjanya dan contho2 kaos, selain itu juga dapet harga2 kaos dari temen ini. Model kaos buat difoto… ada temanku yang model juga. Kayaknya mungkin perlu traktir makan aja buat dapet foto2 dia pake contoh kaos2 itu.

Btw, so far so good, masing2 pihak terkait udah setuju bikin distro konsep baru ini. Lumayan … doakan aja bisa launch setelah lebaran, setelah itu saya update lagi berita di wordpress ini.

namun, karena masih konsep, segalanya masih bisa berubah, bahkan gaga. Meski sekarang sinyal positif semua untuk dibukanya distro baru ini. Sementara itu, buat yang punya distro, toko baju, atau apa yang mirip2, bisa dishare disini dong dengan saya… lagi cari2 tips buat sukses nih.

Sebenernya untuk buka usaha ini ngga sulit, begitu kata temen2, juga testi2 di berbagai blog internet. Cuman butuh kejelian untuk membuka peluang pasar dan ceruk pasar yang ada. Berbagai merk kaos telah beredar diluar sana dan memiliki trademark yang dikenal luas, seperti DAGADu, dsb

Harapannya, kaos buatan ane bisa diterima baik di masyarakat dan memiliki segmen khusus. Doa ini biar semua yang kerja lewat distro khayalan ane bisa berdiri dengan baik.





Kelahiran MacGyver

8 10 2007

 (btw, buat yang ngga tau siapa MacGyver, silahkan aja googling dengan keyword ‘MacGyver’. Tau deh. Seorang yang tidak pernah kelilangan akal dalam situasi apapun. Always calm and sure, smart, and likely to have killed someone named MURDOCK all the time)

Whenever you have a trouble with your car, think like this: “WHAT WILL MACGYVER DO?

Ini impresi saya tentang MacGyver

mac and pete

Joe: “Don’t thanks me, thanks to the moon gravitation”

Woman: “Where did you get that from?”

Joe: MacGyver”

Woman: On what episode?”

Joe: When the Simpsons watch him”

Woman: Oh how could that be?”

Joe: The simpsons were watching MacGyver when he said ‘thanks to the moon gravitation'”.

(Udah agak lama MacGyver tidak tayang lagi. Kadang2 saya ingin lihat lagi serial itu.)

do it yourself

Joe: “So, what do you think of MacGyver?”

Woman: “MacGyver’s hair is great”