menjadi seorang penulis

25 12 2007

So much thing to tell, so little time

Bu Ratna, seorang penulis cacat di Malang, pertemuan dengannya sangat inspiratif. Ia menulis lebih dari 400 cerpen dan puluhan novel. Ada pula banyak penulis yang saya buka websitenya pagi ini. Diantara cerita2 di blog mereka saya tahu, mereka punya hal-hal yang kurang lebih sama dengan saya; masalah2 seorang penulis buku.

Well, untuk menulis buku, saya tidak perlu ritual khusus, hanya sedikit malas saja di banyak waktu. Kebanyakan proyek bulan-bulan lalu membuat proyek buku saya banyak terhambat. Pagi ini, dan beberapa hari kemarin saya mulai menulis, karena Tuhan ‘menyelamatkan leher saya’ sekali lagi, saya butuh sedikit dana hari-hari ini dan untungnya Tuhan beri rejeki yang baik.

Untuk menulis, setidaknya saya butuh suasana yang tepat. Artinya, jauh dari kebisingan, jauh dari teman2 yang suka humor, dan berhadapan dengan laptop saya, kebanyakan waktu segala pikiran yang bisa dituangkan dalam buku segera mengalir begitu saja. Pernah saya heran, sehari saya menulis 5 halaman buku, lalu saya sedikit terganggu dengan pikiran saya sendiri; “Darimana semua kata2 yang barusan saya tuliskan itu datang?”… hehe… aneh ya

Mungkin pikiran2 itu mengendap dalam pikiran terdalam saya, dari bacaan-bacaan, hasil merenung, percakapan, dan sebagainya. Saya sendiri sudah kenal diri sendiri; saya sering menyimpan sebuah topik dalam benak saya, entah itu di jalan, waktu berbicara dengan teman, waktu di mall, entahlah… kadang saya berpikir tentang suatu topik saat saya sedang melakukan sesuatu yang lain.

Jadi kelihatannya sewaktu saya berhadapan dengan laptop, pikiran2 yang sudah ‘digodok’ itu muncul dan mengalir melalui jari2 saya. kebetulan saya menulis dengan 10 jari, dan saya tidak perlu melihat keyboard untuk mengetik. Sebagai gambaran, kemarin malam saya mengetik, sambil tiduran dan mata terpejam, dengan memangku laptop di paha saya. Saya pikir itu aneh sekali bukan?

Kadang2 teman2 saya ada yang heran karena saya mengetik sambil berbicara dengan mereka atau sambil melihat keluar jendela, misalnya.

Seperti pagi ini, hari Natal. Saya tidak merayakan natal, tapi saya sedang menulis sambil ditemani musik klasik; Beethoven, Bach, Mozart, Schubert, Debussy, dan kawan kawan. Denting2 piano, gesekan biola, tarikan trumpet menghiasi pagi yang cerah ini,… Dan saya masih mendengar sayup2 suara dangdut dimana2 dikampung ini.

menulis… sebuah kenikmatan buat saya.